Deskripsi
Sejarah awal Islam menandai periode pergumulan dan pertarungan politik, yang sering kali mencapai puncaknya dalam konflik bersenjata. Penggunaan jalur perang dipilih ketika upaya damai atau kerjasama dengan pihak lain mengalami kebuntuan. Seperti umumnya dalam perjuangan politik, peperangan diarahkan untuk merebut kekuasaan. Dengan menguasai kekuasaan, pemimpin berusaha mewujudkan dan menyebarkan ideologi, keyakinan, dan pemikirannya.
Dakwah Islam pada lima belas abad silam, yang seringkali menemui penolakan dan berujung pada konflik bersenjata, merupakan bagian dari strategi politik Nabi Muhammad SAW dari Bani Hasyim untuk mendirikan Daulah Rasul. Setiap peperangan yang dilakoninya memiliki tujuan untuk memperkuat dan memperluas kekuasaannya di kalangan masyarakat Arab dan bahkan di luar Jazirah Arab.
Buku ini menghadirkan pandangan kritis Sayyid Al-qimni, seorang pemikir kontemporer Mesir, dalam menafsirkan sejarah awal Islam dan sosok Nabi Muhammad dari perspektif politik. Dengan merujuk pada sumber-sumber klasik yang dianggap otoritatif, al-Qimni melihat Nabi Muhammad sebagai seorang politikus ulung yang mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk meraih pengaruh dan simpati guna memperkuat posisinya. Dalam membaca buku ini, kita akan menyaksikan sisi lain yang sangat berbeda dari Nabi Muhammad SAW.
Ulasan
Belum ada ulasan.