Tirai Menurun

Deskripsi

Dalam karya monumentalnya yang berjudul “Tirai Menurun,” Nh. Dini merangkai cerita layaknya adegan-adegan pertunjukan wayang orang, menghadirkan kehidupan empat tokoh utamanya: Kedasih, Kintel, Sumirat, dan Wardoyo. Seperti pertunjukan wayang yang dipandu oleh seorang dalang, Tirai Menurun membuka tirai kehidupan tokohnya, menceritakan kisah mereka di tengah-tengah perubahan sosial pasca Republik Indonesia Serikat menjadi negara kesatuan.

Cerita dimulai ketika arus pendatang membanjiri Semarang, ibukota Jawa Tengah, dari berbagai penjuru. Kedasih, Kintel, Sumirat, dan Wardoyo, masing-masing berasal dari empat desa yang berbeda, bertemu di kota ini. Mereka hidup sebagai rakyat jelata yang mengikuti alur nasib yang telah digariskan, memikul beban kebutuhan yang tak terpenuhi.

Namun, di balik kehidupan jelata pada siang hari, pada malam hari mereka mengalami transformasi luar biasa. Sinar listrik dan gemerlap ribuan perada serta manik-manik menciptakan dunia impian di mana mereka menjelma menjadi putri, pangeran, resi, raja agung, bahkan dewa-dewi atau binatang gaib yang penuh kesaktian. Mereka hidup dalam dua dunia yang berbeda: dunia nyata dan dunia impian, yang dipilih dengan kerelaan tulus.

Sebagai seorang dalang dalam kisah ini, Nh. Dini memiliki kuasa untuk mengatur gunungan di tengah-tengah layar kehidupan para tokoh. Ia memainkan peran sebagai penjelmaan karakter dan penata alur, membuka dan menutup tirai kehidupan tokoh-tokoh yang dipentaskan.

Nh. Dini, seorang penulis asli Semarang, melalui “Tirai Menurun,” membawa penonton (pembaca) pada perjalanan yang menghidupkan cerita, seakan-akan sedang menyaksikan sebuah pertunjukan wayang. Karya ini menjadi cerminan sosial masyarakat pada masa perubahan besar, memberikan gambaran hidup di tengah gejolak perubahan sosial pasca-negara kesatuan.

Sebagai karya sastra yang lahir pada tahun 1993, “Tirai Menurun” tetap relevan sebagai bukti kepiawaian Nh. Dini dalam meramu kisah kehidupan yang sarat dengan makna dan metafora. Dengan kekuatan imajinasi dan kebijaksanaan penulisnya, novel ini menghadirkan pengalaman membaca yang mendalam, merangkul keunikan dan kerumitan kehidupan layaknya pertunjukan wayang. Selamat menyaksikan dan membaca!