Deskripsi
Situasi keislaman di Tiongkok saat ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika yang beragam. Meskipun pemerintah Tiongkok mengakui hak beragama, terdapat sejumlah kendala terkait dengan kebebasan beragama. Beberapa kasus melibatkan pelarangan atau pembatasan ritual keagamaan tertentu, terutama di wilayah Xinjiang dengan populasi Uighur yang mayoritas Muslim. Pemerintah Tiongkok juga telah mengawasi dan mengatur lembaga keagamaan, termasuk masjid dan gereja, untuk memastikan kesesuaian dengan panduan resmi.
Di bidang pendidikan, ekonomi, dan sains teknologi, Tiongkok telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Pendidikan tinggi di Tiongkok semakin berkembang dengan peningkatan kualitas dan jumlah perguruan tinggi. Sains dan teknologi menjadi fokus utama dalam strategi pembangunan Tiongkok, yang tercermin dalam kemajuan teknologi, riset, dan inovasi yang signifikan.
Sehubungan dengan relasi antara masyarakat Indonesia dan Tiongkok, hubungan bilateral keduanya melibatkan berbagai aspek, termasuk ekonomi, budaya, dan pendidikan. Keterlibatan santri Indonesia di Tiongkok, seperti yang diungkapkan dalam buku “Santri Indonesia di Tiongkok,” mencerminkan keragaman pengalaman mereka dalam menempuh pendidikan di berbagai universitas di Tiongkok. Melalui pengalaman dan latar belakang studi mereka, para santri tersebut membahas fenomena keislaman, kesejarahan, dan akulturasi Islam di Tiongkok.
Profil Penulis:
- Ahmad Syaifuddin Zuhri, Rois Syuriah PCINU Tiongkok (2021-2023) dan pendiri Sino-Nusantara Institute.
- Achmad Sukhaemi Kurniawan, mahasiswa S1 di jurusan International Business, Wuxi Institute of Technology, Jiangsu, Tiongkok.
- Adimas Ramadhan, alumni Fisika, UIN Yogyakarta, melanjutkan studi S2 di jurusan Material Science and Engineering, Xi’an Jiaotong University, Shaanxi, Tiongkok.
Ahmad Syaifuddin Zuhri juga telah menyelesaikan studi S2 di bidang Hubungan Internasional di Nanchang University dan sedang mengejar gelar PhD di Central China Normal University, Wuhan. Karya-karyanya tentang Tiongkok dapat ditemukan di berbagai media massa terkemuka. Achmad Sukhaemi Kurniawan menjalani studi S1 di Tiongkok, sementara Adimas Ramadhan aktif di PCINU Tiongkok dan PPI Tiongkok.
Ulasan
Belum ada ulasan.