Deskripsi
Puisi-puisi dalam buku ini lahir di tengah proses seni Garin Nugroho sejak tahun 1990. Kata “Durian” dipilih olehnya karena memiliki paradoks yang menarik: sulit untuk membukanya, berduri namun enak rasanya, tetapi dapat menyebabkan penyakit, dan sebagainya. Maka, “Adam, Hawa, dan Durian” dipilih sebagai simbol untuk menunjukkan tempat, merujuk pada paradoks durian itu sendiri.
Buku ini menawarkan cara baru untuk mengeksplorasi pengalaman dan kegelisahan Garin Nugroho selama berkiprah dalam dunia kebudayaan. Dengan tema cinta sebagai latar, puisi-puisi dalam buku ini menyentuh berbagai aspek penting dalam hidup, mengungkapkan cinta yang mendalam dari Garin terhadap kehidupan. Puisi-puisi ini menjadi penanda perjalanan seni Garin sejak tahun 1990-an hingga sekarang, menyoroti perhatiannya pada tubuh, diri, spiritualitas, dan banyak aspek lainnya, semuanya disajikan dalam bentuk puisi cinta.
Beberapa puisinya terasa sangat etnografis, sementara yang lain terkait erat dengan karya sinematiknya. Garin Nugroho, seorang sutradara berprestasi yang telah menyutradarai berbagai film, menunjukkan sisi kreatifnya melalui kumpulan puisi pertamanya ini, yang memberikan gambaran tentang perjalanan pikirannya dan pengalamannya selama bertahun-tahun.
Ulasan
Belum ada ulasan.