Deskripsi
Dalam kehidupan ini, seringkali kita harus menghadapi cobaan dan kegagalan yang membuat hati hampir redup. Namun, seiring waktu, kita belajar untuk tidak hancur dihantam oleh lika-liku hidup. Begitulah yang tercermin dalam karya terbaru Boy Candra berjudul “Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini”. Dalam setiap halaman, pembaca diajak untuk merasakan keberanian hidup dan menyelami perasaan kehilangan.
Dalam penggalan pesan yang disampaikan penulis, kita melihat semangat untuk terus melawan, meskipun banyak tangis yang harus dihadapi sendiri. Malam yang sepi menjadi saksi ketika keluh kesah disampaikan pada sang ibu, meski hanya dalam doa dan pemikiran. Pembaca diajak merenung atas pertarungan-pertarungan yang belum dimenangkan, dan untuk semua kekalahan yang mungkin datang berulang.
Pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis adalah harapan agar ia dapat terus hidup dan berjalan, meskipun tidak selalu menjadi yang terbaik. Dalam keputusasaan dan ketidakpastian, penulis memohon maaf untuk segala kegagalan yang terjadi. Namun, ia tetap teguh dalam tekad untuk membuat ibunya bangga memiliki anak sepertinya—seorang yang keras kepala namun tetap berjuang menghadapi dunia.
“Selling Point” dari buku ini adalah cerita yang merangkai rasa kehilangan seorang ibu. Setiap cerita dan puisi yang disajikan dalam buku ini sangat merangkul keseharian banyak orang yang merasakan kehilangan ibu. Ditambah lagi, ilustrasi yang menarik memberikan kelebihan tersendiri, menjadikan pengalaman membaca buku ini begitu menyenangkan.
Profil Boy Candra, penulis penuh waktu kelahiran Parit, desa kecil di Malalak, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, menambah bobot karya ini. Dengan hampir 30 judul buku bestseller yang telah diterbitkan dan adaptasi dua karyanya ke layar lebar, Boy Candra kembali menunjukkan kualitasnya melalui “Bu, Tidak Ada Teman Menangis Malam Ini”. Sebagai lulusan pascasarjana dari sebuah universitas negeri di Padang, karya-karyanya yang memikat hati pembaca semakin memberikan catatan prestasi tersendiri. Artikel ini mengajak pembaca untuk menjelajahi keberanian hidup dan kompleksitas rasa kehilangan melalui mata dan kata-kata Boy Candra yang sangat mendalam.
Ulasan
Belum ada ulasan.