Deskripsi
Pada zaman kolonialisme di Indonesia, hidup bagi para wanita dianggap sebagai pengalaman yang mirip dengan menjalani kehidupan di neraka. Terutama bagi wanita berparas cantik seperti Dewi Ayu, yang terpaksa merasakan pahitnya hidup karena menjadi sasaran keinginan tentara penjajah yang ingin melampiaskan nafsu mereka. Takdir menyulitkan Dewi, yang terpaksa menerima paksaan menjadi pelacur bagi tentara Belanda dan Jepang selama masa penjajahan.
Kecantikan Dewi bukan hanya menjadi buah bibir di kalangan penjajah, melainkan juga diakui oleh seluruh desa. Akan tetapi, baginya, kecantikan ini bukanlah berkah, melainkan kutukan yang membuat hidupnya terasa seperti neraka. Kutukan ini tidak hanya mengancam hidupnya sendiri, tetapi juga menimpa keempat anak perempuannya yang mewarisi genetika kecantikannya.
Namun, satu anak perempuan terakhir, yang diberi nama Cantik, lahir dengan kondisi fisik yang buruk. Dewi harus menghadapi takdir tragisnya setelah melahirkan Cantik, dan ia harus meninggalkan dunia ini. Namun, kehidupan tidak berakhir begitu saja, karena dua puluh satu tahun kemudian, Dewi bangkit dari kuburnya.
Kebangkitan Dewi membawa rahasia kelam dan tragedi keluarga yang terpendam. Kutukan kecantikan yang melanda keluarganya dan ancaman terhadap takdir Cantik menjadi pusat cerita yang penuh intrik. Pertanyaan-pertanyaan muncul: Bagaimana takdir akan memainkan perannya dalam hidup Cantik? Apa yang mendorong Dewi untuk kembali ke dunia yang dipenuhi kenangan pahit?
Dalam perjalanan kisah ini, akan terungkap alasan di balik kebangkitan Dewi, serta bagaimana Cantik harus menghadapi takdirnya yang unik. Artikel ini menggali kedalaman emosi, memaparkan konflik internal keluarga, dan mengeksplorasi bagaimana masa lalu kolonialisme memberikan dampak yang abadi pada kehidupan seseorang. Dengan mengombinasikan elemen supernatural dan kisah keluarga yang penuh intrik, cerita ini menjadi panggung bagi kutukan yang terurai dan keajaiban yang tak terduga.
Ulasan
Belum ada ulasan.