Deskripsi
Budi Darma, seorang guru besar Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya, telah memberikan kontribusi berharga terhadap kesusastraan Indonesia. Melalui kumpulan esai “Harmonium,” Budi Darma mengulas secara tajam beberapa persoalan akut yang dihadapi oleh dunia sastra tanah air. Esai tersebut tidak hanya menyoroti persoalan melodrama dalam novel-novel Indonesia, tetapi juga merinci peran seorang kritikus sastra.
Dalam esai “Nirdawat,” Budi Darma mengeksplorasi dengan bahasa yang asyik namun sesekali menohok, membahas secara mendalam persoalan-persoalan krusial dalam sastra Indonesia. Kepadatan esai-esainya bukan sekadar mengulas karya dan tokoh sastra, melainkan juga mampu menciptakan suasana yang mencekam, mengungkung, sekaligus membebaskan imajinasi pembaca.
Kumpulan esai “Harmonium” menjadi warisan berharga dari Budi Darma, bersanding dengan karya sebelumnya seperti “Solilokui.” Keduanya tetap relevan seiring berjalannya waktu, menghadirkan isu-isu yang masih membumi hingga saat ini. Esai-esai Budi Darma menjadi suatu fenomena menarik untuk ditelusuri, apakah itu karena pemikiran tajamnya yang mampu menerobos kungkungan waktu, ataukah karena persoalan sastra kita masih stagnan.
Budi Darma, yang telah meninggalkan dunia pada tahun 2021, dikenal sebagai penerima berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Penghargaan seperti S.E.A. Write Award dari Kerajaan Thailand, Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia, dan Mastera Literary Award menjadi bukti pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa terhadap sastra Indonesia.
Profil Budi Darma yang juga pernah menjabat sebagai rektor UNESA periode 1984-1988 menambah dimensi keilmuan dan kepemimpinan pada warisannya. Selain aktif mengajar dan membimbing mahasiswa S2 dan S3, Budi Darma juga terampil dalam menulis esai, kritik sastra, cerpen, dan novel.
Sejumlah cerpen Budi Darma, seperti “Derabat,” “Mata yang Indah,” dan “Laki-laki Pemanggul Goni,” pernah terpilih sebagai cerpen terbaik Harian KOMPAS. Sementara novel-novelnya seperti “Olenka,” “Rafilus,” dan “Ny. Talis; Kisah Mengenai Madras” turut memberikan warna pada khazanah sastra Indonesia.
Karya-karya Budi Darma yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Tiffany Tsao, seperti “Fofo & Senggring,” “Hotel Tua,” dan “Orang-Orang Bloomington,” telah mendapat apresiasi di kancah internasional setelah diterbitkan oleh Penguin Classics dengan judul “People from Bloomington” pada tahun 2022.
Sebagai penutup, kumpulan cerpen terakhir Budi Darma yang berjudul “Atavisme,” terbit pada tahun 2022, menjadi penutup dari perjalanan panjangnya dalam dunia sastra. Gramedia Pustaka Utama melakukan inisiatif positif dengan menerbitkan ulang beberapa karya terbaik Budi Darma, sebagai bentuk penghargaan terhadap pemikiran dan warisan sastranya yang masih memiliki daya tarik. Budi Darma, dengan kepekaannya terhadap persoalan sastra, meninggalkan warisan berharga yang terus memotivasi generasi sastrawan dan pembaca untuk menjelajahi kedalaman pemikiran dalam sastra Indonesia.
Ulasan
Belum ada ulasan.