Deskripsi
Dalam penelitian yang mendalam oleh Ahmet T. Kuru, seorang guru besar ilmu politik dan direktur Center for Islamic and Arabic Studies di San Diego University, dia menggugah pemikiran konvensional yang menunjukkan bahwa agama Islam adalah penyebab utama tingkat otoritarianisme tinggi dan pembangunan sosioekonomi rendah di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kuru menyoroti bahwa penjelasan tersebut terlalu sederhana dan tidak mencerminkan sejarah yang kompleks.
Pertama-tama, Kuru menanggapi argumen seputar agama Islam dengan menunjukkan bahwa pada periode antara abad ke-9 dan ke-12 Masehi, dunia Muslim sebenarnya lebih maju daripada Eropa Barat dalam bidang filsafat dan sosioekonomi. Oleh karena itu, Kuru menegaskan bahwa agama Islam bukanlah akar masalah utama.
Kuru juga menolak klaim bahwa kolonialisme Barat adalah penyebab utama permasalahan ini. Menurutnya, dunia Muslim sudah menghadapi tantangan politik dan sosioekonomi sebelum kolonisasi dimulai. Argumen ini dikuatkan dengan fakta bahwa pada awal sejarahnya, dunia Muslim memiliki pemikir-pemikir dan pedagang-pedagang berpengaruh.
Namun, Kuru mengidentifikasi perubahan signifikan yang terjadi pada abad ke-11, yaitu munculnya persekutuan antara ulama ortodoks Islam dan negara-negara militer. Persekutuan ini, seiring berjalannya waktu, mengakibatkan peningkatan otoritarianisme dengan meredam kreativitas intelektual dan ekonomi. Kelas intelektual dan borjuis di dunia Muslim terpinggirkan, sehingga mempersulit perkembangan dan kompetisi di dalamnya.
Analisis Kuru mengenai aliansi ulama-negara memberikan pandangan yang mendalam mengenai akar permasalahan di dunia Muslim. Hingga kini, aliansi ini terus menghambat kreativitas dan kompetisi di negara-negara Muslim. Oleh karena itu, pemahaman sejarah menjadi kunci untuk mengidentifikasi solusi yang tepat guna mengatasi permasalahan ini.
Ahmet T. Kuru, dengan karya-karyanya yang diterjemahkan ke berbagai bahasa, memberikan sumbangan yang berharga dalam memahami dinamika kompleks di dunia Muslim. Karya terbarunya, berjudul “Islam, Authoritarianism, and Underdevelopment: A Global and Historical Comparison,” mendapatkan penghargaan International History and Politics Award dari American Political Science Association, menunjukkan relevansinya dalam kajian politik global.
Ulasan
Belum ada ulasan.