Deskripsi
Kota Saranjana terkenal luas sebagai kota ghaib di Indonesia, sebagaimana halnya kota-kota ghaib lainnya seperti Alas Purwo, Wentira, dan lainnya. Meskipun memiliki reputasi sebagai kota ghaib, keyakinan terhadap keberadaannya tidak selalu diterima oleh semua orang. Bahkan, saat penulis berbicara dengan masyarakat sekitar, tidak semua warga mempercayainya. Namun, mereka mengaku merasakan kejadian yang menunjukkan keberadaan Kota Saranjana, yang semakin menambah misteriusnya.
Melalui pengamatan dan pengalaman pribadi, penulis meyakini bahwa Kota Saranjana memang benar-benar ada. Keberadaannya tampaknya tergantung pada keyakinan individu; bagi yang meyakininya, kota itu nyata, sedangkan bagi yang tidak, kota itu tidak ada. Kisah ini berasal dari wilayah sekitar Kabupaten Tanah Bumbu, khususnya Kabupaten Kotabaru di Provinsi Kalimantan Selatan.
Cerita ini berkisah tentang sebuah bukit kecil di Pulau Laut yang dipercayai sebagai gerbang kerajaan ghaib terbesar di Kalimantan Selatan. Nama “Saranjana” diyakini berasal dari bahasa Mandar, yaitu “Saran” (sarang) dan “Jana” (elang). Suku Mandar, yang berasal dari Sulawesi Barat dan sebagian Sulawesi Selatan, menyebar hingga ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa, Sumatera, dan bahkan daratan Malaysia.
Ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa nama “Saranjana” berasal dari kata “Sarandjana” atau “Serandjana” yang terdapat dalam tulisan seorang naturalis Belanda. Kata ini memiliki kesamaan dengan toponim Sarangtiung. Toponim merujuk pada bahasan ilmiah tentang nama tempat, termasuk asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologi tempat tersebut.
Secara geografis, wilayah Saranjana dikatakan berada di sisi selatan Pulau Laut, sedangkan Pantai Sarangtiung terletak di bagian utara. Penelusuran lebih lanjut terhadap kisah ini dapat memunculkan berbagai persepsi dan pemahaman dalam pikiran mereka yang mencoba menganalisanya.
Ulasan
Belum ada ulasan.