Deskripsi
Buku ini menguraikan secara sosiologis bagaimana institusi pendidikan Muhammadiyah tetap kokoh dalam membangun kohabitasi di tengah masyarakat yang beragam, tanpa kehilangan identitas masing-masing. Konstruksi konvergensi kewargaan dalam ranah pendidikan menjadi kunci utama untuk mentransformasikan perbedaan menjadi kekuatan kolektif dan kemajuan, terutama dalam menghadapi tantangan pandemi.
Muhammadiyah menawarkan model unik tentang kontribusi Islam terhadap kerukunan umat beragama dan pemenuhan hak asasi manusia, khususnya hak atas pendidikan. Fenomena Kristen-Muhammadiyah (Krismuha) menjadi representasi kreatif dari pertemuan identitas keislaman dan “the other” dengan tujuan saling pemahaman dan penerimaan terhadap realitas perbedaan.
Model pendidikan ko-eksistensi di Ende (NTT), Serui (Papua), dan Putussibau (Kalbar), yang menjadi fokus kajian, menggambarkan bahwa gerakan modernisme Islam berperan penting dalam merajut keindonesiaan, menjaga kebinekaan, dan membangun Indonesia dari daerah pinggiran.
Abdul Mu'ti, sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, serta Fajar Riza ul Haq, Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah, memberikan wawasan yang mendalam. Mereka tidak hanya menulis, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi nasional dan internasional, menjadikan buku ini sumber pengetahuan yang berharga tentang harmoni sosial dan kontribusi Muhammadiyah dalam membangun Indonesia yang inklusif.
Ulasan
Belum ada ulasan.