Availability: In Stock

Mangir

SKU: TTBK264294133

Harga aslinya adalah: Rp 85.000.Harga saat ini adalah: Rp 75.000.

Setelah runtuhnya Majapahit pada tahun 1527, Pulau Jawa terperosok dalam kekacauan dan pertumpahan darah. Kekuasaan yang tak terpusat menjamur di berbagai kadipaten, kabupaten, bahkan desa. Perang tanpa henti melibatkan perebutan takhta, dan kekacauan merajalela. Kesenian yang menjadi permata Jawa, baik dalam sastra, musik, maupun arsitektur, menghilang tanpa jejak. Selama hampir satu abad, Jawa terbelenggu oleh pemerintahan teror, yang dengan dalih apapun menghalalkan segala cara.

Category:

Deskripsi

Setelah runtuhnya Majapahit pada tahun 1527, Pulau Jawa terperosok dalam kekacauan dan pertumpahan darah. Kekuasaan yang tak terpusat menjamur di berbagai kadipaten, kabupaten, bahkan desa. Perang tanpa henti melibatkan perebutan takhta, dan kekacauan merajalela. Kesenian yang menjadi permata Jawa, baik dalam sastra, musik, maupun arsitektur, menghilang tanpa jejak. Selama hampir satu abad, Jawa terbelenggu oleh pemerintahan teror, yang dengan dalih apapun menghalalkan segala cara.

Latar belakang inilah yang melatarbelakangi kisah Mangir, sebuah karya epik yang ditorehkan oleh . Keruntuhan Majapahit pada tahun 1527 menjadi pemicu kekacauan, dan kekuasaan yang tak terpusat memunculkan berbagai konflik untuk merebut kendali. Pulau Jawa pun tenggelam dalam arus pertumpahan darah.

Sebuah pemandangan suram menggambarkan bahwa permata seni dan kebudayaan Jawa pun meredup. Sastra, musik, dan arsitektur yang menjadi ciri khasnya hilang ditelan gelapnya perang dan teror pemerintahan yang menggila. Namun, di tengah kegelapan itu, muncul cerita epik Mangir yang mencoba menggambarkan perlawanan dan keberanian di tengah puing-puing kejayaan yang runtuh.

Kisah Mangir membawa kita ke zaman pascakejayaan Majapahit, di mana kekuasaan terbagi-bagi di desa-desa kecil yang dikenal sebagai Perdikan. Desa ini memiliki keistimewaan karena tidak diwajibkan membayar pajak kepada penguasa pusat. Sistem demokrasi desa pun berjalan, dengan seorang pemimpin yang dihormati dengan gelar Ki Ageng.

Di tengah berbagai kekacauan, muncul tokoh Ki Ageng Pemanahan yang menguasai Mataram dan mendirikan Kota Gede pada tahun 1577. Perjuangan dan kepemimpinan Ki Ageng Pemanahan kemudian melahirkan Panembahan Senapati, anaknya yang naik takhta menjadi Raja Mataram.

Namun, tak hanya Mataram yang mencuat dalam kekisahan ini. Mangir, sebuah daerah Perdikan, juga menonjol dengan pimpinan mereka yang disebut Tua Perdikan, yaitu Ki Ageng Mangir Wanabaya. Wanabaya, pemuda gagah dan berani, bersama saudara angkatnya Baru Klinting, menjadi pahlawan di tengah pergolakan zaman.

Perdikan Mangir tidak berdiri sendiri. Mereka mendapatkan dukungan dan bantuan dari beberapa orang demang yang memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. Demang Patalan, Demang Jodog, Demang Pandak, dan Demang Pajangan adalah sekutu setia yang selalu bersama Wanabaya dalam melawan tirani dan ketidakadilan.

Kisah Mangir bukan hanya tentang pertumpahan darah dan kekacauan pasca-runtuhnya Majapahit. Ini adalah kisah keberanian, perlawanan, dan persatuan di tengah teror pemerintahan yang mencoba memporak-porandakan kehidupan masyarakat Jawa. Pramoedya Ananta Toer, melalui pena magisnya, membawa kita menyusuri lorong-lorong kegelapan sejarah, menyoroti heroisme yang muncul di saat-saat kelam.

Dalam Mangir, kita menemukan jejak-jejak perlawanan yang tak kenal lelah. Sebuah cermin bagi generasi penerus untuk menggali dan memahami akar sejarah bangsanya. Dengan kata-kata yang mengalir mengalun, Pramoedya Ananta Toer merangkai epik Mangir sebagai warisan berharga yang mengajarkan tentang keberanian, solidaritas, dan semangat perlawanan di tengah badai sejarah yang melanda.

Informasi Tambahan

Penulis

Penerbit

ISBN

9786026208804

Bahasa

Indonesia

Tahun Terbit

2015

Jumlah Halaman

142

Jenis Sampul

Soft Cover

Berat

0.16 kg

Dimensi

13,5 x 20 cm

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Mangir”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *