Deskripsi
“Ronggeng Dukuh Paruk” adalah judul novel pertama dari trilogi karya Ahmad Tohari, yang juga mencakup “Lintang Kemukus Dini Hari” dan “Jantera Bianglala”. Novel ini membuka ceritanya dengan gambaran kehidupan di sebuah perkampungan di daerah Jawa. Dukuh Paruk, sebuah dukuh yang terletak di wilayah Jawa dengan kondisi yang memprihatinkan, terbelakang, dan miskin, dihuni oleh penduduk yang hidup dalam kebodohan dan kemalasan.
Meskipun demikian, dukuh ini memiliki kebiasaan khas yang menjadi ciri khasnya, yaitu seni ronggeng. Sinopsisnya mencerminkan kehidupan dan adat kebiasaan masyarakat di Dukuh Paruk. Cerita dimulai ketika Srintil dinobatkan sebagai ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang meninggal dua belas tahun sebelumnya. Pedukuhan kecil ini, meskipun miskin dan terpencil, merasa bahwa keberadaan seorang ronggeng sangat penting bagi identitas mereka.
Srintil segera menjadi sosok terkenal dan diidolakan oleh semua orang, dari warga biasa hingga pejabat desa dan kabupaten. Namun, bencana politik tahun 1965 menghancurkan Dukuh Paruk secara fisik dan mental. Kebodohan mereka membawa mereka terjebak dalam arus politik dan dianggap sebagai ancaman bagi negara. Dukuh tersebut akhirnya dibakar, Srintil dan para penabuh calungnya ditahan.
Walaupun kecantikannya melindunginya dari perlakuan kasar di penjara, pengalaman pahit sebagai tahanan politik membuat Srintil menyadari hakikat kemanusiaannya. Novel ini mengisahkan perjalanan Srintil melalui kehidupan yang dipenuhi dengan cobaan politik dan pahitnya pengorbanan sebagai seorang ronggeng.
Ulasan
Belum ada ulasan.