Deskripsi
Buku ini menjadi sajian yang menggugah selera bagi pembaca dari berbagai kalangan, termasuk remaja dan orang dewasa. Ceritanya mempersembahkan perjalanan yang melibatkan kerinduan mendalam, terutama dalam konteks zaman penjajahan Belanda pada tanggal 1 Desember 1938 di Kota Makassar. Momentum sejarah tercipta ketika sebuah kapal uap yang megah mendarat, membawa pesan dengan jelas lewat tulisan besar di lambungnya: “Blitar Holland”. Keberadaan kapal uap tersebut menghadirkan menara uap yang tak terkalahkan pada masanya, mengawali kisah panjang dengan beban kerinduan di dalam hati.
Sinopsis: Seberapa berarti arti kepemilikan saat diri kami seakan bukan lagi milik kami sendiri? Seberapa dalam makna kehilangan ketika sejatinya kami menemukan banyak hal dalam setiap kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak dalam setiap penemuan? Apa gunanya cinta ketika air mata mengiringi luka dari perasaan yang seharusnya begitu indah? Bagaimana mungkin kami hancur oleh patah hati atas sesuatu yang semestinya suci dan tanpa pamrih? Betapa banyak kerinduan saat kami berusaha melupakan, dan seberapa besar keinginan untuk melupakan ketika kerinduan menyelinap setipis benang?
Ini adalah kisah pahit dari masa lalu, menceritakan kebencian terhadap yang seharusnya penuh kasih. Tentang kehilangan yang dirasakan pada sosok yang dicintai. Tentang esensi cinta sejati. Tentang kedalaman kemunafikan. Lima kisah teranyam dalam perjalanan panjang kerinduan, sebuah cerita yang mencengkeram jiwa pembaca dengan keunikan dan kedalaman emosi.
Ulasan
Belum ada ulasan.