Deskripsi
Sebelum menciptakan dua karya terkenalnya, “Nineteen Eighty-Four” dan “Animal Farm,” George Orwell merintis karirnya sebagai seorang jurnalis. Pada tahun 1930, the Left Book Club, sebuah kelompok sosialis di Inggris, mengutus Orwell untuk menyelidiki kemiskinan dan pengangguran massal di wilayah industri utara Inggris. Saat tiba di sana, Orwell tidak hanya menyelidiki, tetapi juga menyatu dengan kehidupan para penambang batu bara.
Orwell menggambarkan pengalamannya secara mendalam—tinggal di pondokan kumuh, makan seadanya, bahkan ikut masuk ke dalam tambang dan merasakan sendiri kerja keras para buruh. Semua itu semakin memperkuat keyakinannya terhadap Sosialisme, yang menurutnya menjadi satu-satunya obat bagi kondisi penderitaan tersebut.
Dalam bukunya “The Road to Wigan Pier,” Orwell tidak hanya memaparkan pengalaman hidupnya di tengah buruh tambang, tetapi juga mengemukakan pandangan dan kritiknya terhadap para sosialis, sambil menjelaskan alasan mengapa Sosialisme sering kali mengalami kegagalan.
Profil penulis, Eric Arthur Blair atau yang lebih dikenal sebagai George Orwell, mengungkapkan perjalanan hidup yang penuh warna. Dilahirkan pada tahun 1903 di India, Orwell menghabiskan masa kecilnya di Inggris setelah keluarganya pindah pada tahun 1907. Pendidikannya di Eton College memberinya dasar untuk mengeksplorasi dunia tulis-menulis melalui kontribusinya pada berbagai majalah perguruan tinggi.
Bekerja di Kepolisian Kerajaan India di Burma memberikan inspirasi untuk novel pertamanya, “Burmese Days.” Hidup dalam kemiskinan selama beberapa tahun tidak meredam semangat Orwell. Pengalaman menyelidiki pengangguran massal di Inggris utara, yang kemudian tertuang dalam “The Road to Wigan Pier,” menjadi pendorongnya untuk menyuarakan ketidakadilan sosial.
Selama Perang Sipil Spanyol pada tahun 1936, Orwell ikut bertempur di pihak Republikan dan mengalami cedera. Karyanya “Homage to Catalonia” menceritakan pengalamannya selama perang saudara tersebut. Orwell terus menyuarakan pandangan politiknya melalui tulisannya, baik sebagai editor sastra di Tribune maupun dalam kolaborasinya dengan beberapa media.
Karya Orwell yang unik, seperti alegori politik “Animal Farm” pada tahun 1945 dan “Nineteen Eighty-Four” pada tahun 1949, menjadikannya terkenal di seluruh dunia. Meskipun meninggal pada bulan Januari 1950 dalam usia 46 tahun, warisannya tetap hidup dalam kata-katanya yang tajam, membangunkan kesadaran terhadap ketidakadilan di dunia. George Orwell, sosok yang melangkah di jalur kemiskinan untuk menyuarakan keadilan, tetap menjadi inspirasi dan kritikus tajam dalam sejarah sastra dan politik.
Ulasan
Belum ada ulasan.