Deskripsi
Kekuasaan, ilmu, perang, dan laku batin—kesemuanya terpadu dalam sebuah kisah epik yang meraih posisi kedua dalam sayembara menulis paling prestisius. Novel ini mengangkat cerita tentang sebuah keris yang menjadi milik Kanjeng Kyai Karonsih, tak hanya sebagai senjata tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah bangsa Nusantara.
Pertama-tama, novel ini menggambarkan bahwa kejayaan tidak dapat dicapai tanpa perpaduan ilmu, perang, dan laku batin. Pembaca diajak untuk menyelami dunia seorang kesatria yang menganggap kematian sebagai jalan yang harus ditempuh dengan penuh rasa hormat. Dalam pandangan sang kesatria, mati dengan keris tertancap di dadamu menandakan keberanian, berbeda dengan mati karena lari dari medan laga dengan tombak tertancap di punggung.
Novel ini juga merangkum perjalanan panjang peradaban, menyoroti kekuasaan yang melahirkan manusia pilihan. Setiap manusia pilihan membawa pusaka, dan dalam novel ini, pusaka tersebut adalah sebuah keris. Cerita ini mengulas masa lampau dari zaman kerajaan Hindu, Budha, hingga Islam, dan bahkan hingga era Kemerdekaan Indonesia. Keris Kanjeng Kyai Karonsih menjadi saksi atas pergantian kekuasaan dari masa ke masa, merekam jejak sejarah yang kaya.
Dengan pendekatan nonlinier, novel ini memecah dirinya dalam bab-bab panjang dan pendek. Beberapa bab dapat berdiri sebagai cerita tersendiri, menunjukkan keberanian penulis dalam menguji coba bentuk dan isi. Para juri sayembara menilai bahwa ini adalah langkah kreatif yang menyegarkan dalam penulisan novel.
Tidak hanya sekadar mengisahkan sejarah, novel ini juga mencakup ramalan tentang masa depan Indonesia. Dengan menggali kedalaman semadi para manusia pilihan, pembaca dihantarkan dalam alur cerita dan ruang kosmis yang membuka wawasan tentang takdir bangsa.
Ahmad Tohari, seorang penulis terkenal, menilai bahwa “Sang Keris” karya Panji Sukma layak dibaca, dicerna, dan dinikmati oleh masyarakat luas. Menurutnya, novel ini akan masuk ke dalam kelompok novel unggulan Indonesia.
Basuki Teguh Yuwono juga memberikan apresiasi atas karya ini, mengungkapkan bahwa pembaca akan dihantarkan ke dalam ruang kedalaman semadi para manusia pilihan tanpa mereka sadari. Dengan demikian, novel ini bukan hanya sekadar kisah sejarah, tetapi juga sebuah perjalanan batin yang menarik untuk diikuti.
Ulasan
Belum ada ulasan.