Deskripsi
Sudah empat puluh tahun sejak Soekarno meninggalkan dunia, tetapi nama dan wajahnya tidak pernah benar-benar tenggelam dalam lupa. Ironisnya, upaya Orde Baru untuk mengubur kenangan tentangnya justru semakin memperkuat jejak kebesaran yang ditinggalkannya. Soekarno tetap menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol, mirip dengan posisi Che Guevara bagi Kuba.
Foto-foto Soekarno masih menghiasi banyak rumah, bahkan setelah puluhan tahun dan beberapa pergantian pemerintahan. Meski terpampang di kertas yang sudah menguning di bawah kaca pigura yang buram, gambarannya tidak pernah diturunkan dari dinding. Ia dicintai sekaligus dicaci, menciptakan perasaan pro dan kontra yang langka di dalam peradaban modern ini. Soekarno, seperti yang diungkapkan dalam kata-kata “Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa,” menjadi sosok yang kontroversial.
Kisah Soekarno merupakan salah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir. Buku ini diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang tahun 2001–2009. Serial ini mengulik kembali kehidupan mereka, membawa pembaca melalui pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur yang mengiringi perjalanan mereka.
Soekarno, sebagaimana digambarkan, adalah sosok yang memicu berbagai perasaan dan interpretasi. Ia tidak hanya menjadi pemimpin negara, tetapi juga simbol perlawanan dan semangat revolusi. Meskipun telah lama meninggal, jejaknya tetap hidup, mengingatkan kita akan masa-masa penuh gejolak yang membentuk Indonesia seperti yang kita kenal saat ini. Soekarno adalah sosok yang tak pernah pudar, melainkan terus berkibar sebagai ikon dalam sejarah bangsa.
Ulasan
Belum ada ulasan.