Deskripsi
Dalam konteks Perang Jawa (1825-1830), peran Pangeran Diponegoro muncul sebagai sentral dan sangat menonjol. Buku “Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)” yang ditulis oleh sejarawan Prof. Dr. Peter Carey, merupakan sebuah karya biografi yang patut diapresiasi. Karya ini, yang diterbitkan hampir serentak di Jakarta dan Oxford, bukan hanya menyajikan narasi sejarah yang kaya, tetapi juga menginspirasi dan produktif sebagai bahan belajar.
Sebagai hasil dari disertasi Prof. Dr. Peter Carey, buku ini menghadirkan pemahaman mendalam tentang peran Pangeran Diponegoro dalam sejarah Indonesia. Edisi bahasa Inggrisnya menunjukkan pengakuan internasional atas keunggulan karya ini. Biografi ini bukan hanya sebuah literatur sejarah, melainkan monumen kearifan budaya dunia yang hampir lenyap.
Jakob Oetama, seorang tokoh dalam dunia literatur Indonesia, menyebut otobiografi Babad Diponegoro sebagai karya monumental kearifan budaya. Namun, buta-sejarah bangsa hampir memakan monumen tersebut. Beruntung, keilmuan totalitas Peter Carey mampu menghidupkannya kembali sebagai bagian dari historiografi yang melampaui takdirnya.
Perjalanan rohaniah Diponegoro dalam menghadapi perbedaan antara dunia lama dan baru menjadi pusat perhatian. Gerakan perlawanan yang dipimpinnya menjadi kompas kepemimpinan dan kejuangan bangsa. Dengan keahlian sejarahnya, Peter Carey menjelaskan kompleksitas peristiwa dan menampilkan Diponegoro sebagai sosok manusia utuh dengan roh dan kepribadian yang luar biasa.
Kutipan pujian dari P.M. Laksono dan Merle Ricklefs menunjukkan penghargaan terhadap kedalaman penelitian dan pemahaman Carey terhadap tokoh dan periode yang begitu menentukan dalam sejarah Indonesia. Melalui karyanya, Carey tidak hanya menguraikan peristiwa, tetapi juga menggambarkan kebesaran hati Pangeran Diponegoro. Artikel ini mengundang pembaca untuk menelusuri lebih jauh ke dalam kehidupan dan perjuangan seorang pemimpin besar, Pangeran Diponegoro.
Ulasan
Belum ada ulasan.