-
-17%
Seri Tempo : Soeharto – Setelah Sang Jenderal Besar Pergi
Kepemimpinan Soeharto menggambarkan Indonesia yang “makmur,” namun juga sentralistis dan kurang peduli terhadap prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Melalui buku ini, pembaca dapat merasakan atmosfer sejarah dengan disertai foto-foto eksklusif yang membawa mereka seolah berada langsung di tengah-tengah kejadian. Soeharto, sebagai sosok kontroversial, terus membayangi sejarah Indonesia dengan berbagai dinamikanya.
-
-14%
Seri Tempo : Sukarno – Paradoks Revolusi Indonesia
Sudah empat puluh tahun sejak Soekarno meninggalkan dunia, tetapi nama dan wajahnya tidak pernah benar-benar tenggelam dalam lupa. Ironisnya, upaya Orde Baru untuk mengubur kenangan tentangnya justru semakin memperkuat jejak kebesaran yang ditinggalkannya. Soekarno tetap menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol, mirip dengan posisi Che Guevara bagi Kuba.
-
-17%
Seri Tempo : Tan Malaka – Bapak Republik Yang Dilupakan
Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang pribadi Tan Malaka, seorang intelektual cerdas dan gigih dalam menentang kolonialisme. Ia adalah orang pertama yang merumuskan konsep Republik Indonesia, sebuah prestasi yang tak terlupakan dalam sejarah bangsa.
-
-14%
Seri Tempo : Wiji Thukul – Teka-Teki Orang Hilang
Dalam kisah kelam era Orde Baru, satu nama mencuat sebagai simbol perlawanan melalui kata-kata: Wiji Thukul. Ia bukanlah figur yang menyita perhatian dengan pesonanya, tetapi sajak-sajaknya menyulut ketakutan di dalam rezim yang otoriter. Lelaki dengan cadel dalam lantunan kata-kata mampu menjadi ancaman bagi penguasa.
-
-17%
Seri TEMPO Ali Sadikin
Ali Sadikin, sosok kunci dalam sejarah Jakarta, menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dari tahun 1966 hingga 1977, sebuah periode yang dianggap mengesankan dalam pembangunan ibu kota. Dipilih langsung oleh Presiden Sukarno, Ali Sadikin, atau Bang Ali, diakui berhasil mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi Jakarta pada masa itu.
-
-14%
Seri Tempo: Gie Dan Surat-Surat Yang Tersembunyi
Soe Hok-gie, seorang pemikir yang kritis, idealis, dan pemberontak, meninggalkan warisan yang mendalam melalui Catatan Seorang Demonstran (1983), yang menggambarkan semangat perlawanan yang berkembang sejak masa SMP-nya. Gie bahkan berdebat dengan guru bahasa Indonesia karena perbedaan pendapat mengenai pengarang prosa dalam “Pulanglah Dia si Anak Hilang”. Saat SMA, dia memrotes kebijakan sekolah yang hanya menerima siswa dari kalangan pejabat.
-
-15%
Seri Tempo: Yap Thiam Hien – Sang Pendekar Keadilan
Buku Seri Tempo: Yap Thiam Hien merupakan seri yang mengangkat kisah hidup Yap Thiam Hien, seorang pengacara Indonesia keturunan Tionghoa Aceh yang dengan penuh dedikasi memperjuangkan Hak Asasi Manusia. Seri ini menjadi penghormatan untuk memperingati 100 tahun hari lahir Yap Thiam Hien, seorang tokoh yang telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia hukum.
-
-12%
Seribu Wajah Ayah
Buku “Seribu Wajah Ayah” membawa pembaca untuk merenungkan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya. Di balik kasih sayang tersebut, terdapat pengorbanan yang dilakukan oleh orang tua untuk memberikan kehidupan yang penuh kebahagiaan bagi anak-anak mereka. Selain itu, buku ini juga mengajak pembaca untuk bersyukur atas kehadiran orang-orang tercinta yang Tuhan anugerahkan dalam kehidupan kita.
-
-10%
Serpihan Utuh Sebuah Rindu
“Serpihan Utuh Sebuah Rindu” merupakan karya perdana Beby Chaesara dalam dunia literasi. Buku ini mengumpulkan beberapa tulisan pendek yang awalnya ditulis oleh Beby di Twitter (kini X), menggunakan tagar #KataBeby selama masa keanggotaannya di JKT48. Selain itu, buku ini juga menyajikan tulisan baru yang dihasilkan Beby selama proses persiapan penerbitan. Tema yang diangkat dalam buku ini sangat beragam, mulai dari kicauan keresahan kehidupan sehari-hari, kisah asmara, hingga kata-kata jenaka yang begitu dekat dengan karakter Beby Chaesara.
-
-10%
Shalahuddin Al-Ayyubi, Riwayat Hidup, Legenda Dan Imperium Islam
Shalahuddin al-Ayyubi, yang dikenal sebagai Saladin di Barat, tetap menjadi tokoh paling ikonik pada zamannya. Ia bukan hanya pemersatu bangsa Arab, tetapi juga penyelamat Islam dari ancaman Tentara Salib pada abad ke-12, menjadikannya pahlawan terkemuka di dunia Islam. Keberanian dan kepemimpinan briliannya membangkitkan kagum bahkan dari musuh Kristennya. Tidak hanya itu, Saladin memperlihatkan pemahaman yang mendalam akan batas-batas kekerasan, sambil menunjukkan toleransi dan kemurahan hati. Oleh karena itu, banyak orang Eropa melihatnya sebagai contoh ideal sosok kesatria.
-
-6%
Shogun Jilid 1
Pada tahun 1600, di tengah badai ganas yang mengamuk di perairan luas, kapal Inggris Erasmus terdampar di pantai Jepang. John Blackthorne, sang nakhoda, dan para awaknya yang tersisa segera mendapati diri mereka berada di tengah dunia asing yang penuh bahaya dan intrik. Jepang, dengan para samurainya yang keras dan penguasanya yang penuh strategi, bukanlah tempat yang mudah bagi orang asing. Namun, keberadaan Blackthorne menarik perhatian Yoshi Toranaga, seorang pemimpin ambisius yang melihat potensi dalam pengetahuan Blackthorne tentang dunia luar dan seni pelayaran.
-
-6%
Shogun Jilid 2
Setelah terdampar di Jepang pada tahun 1600, nakhoda Inggris John Blackthorne mendapati dirinya terperangkap dalam dunia asing yang penuh intrik, kehormatan, dan pengkhianatan. Ketika pemimpin samurai Yoshi Toranaga melihat nilai dalam keahlian navigasi dan pengetahuan Blackthorne tentang dunia luar, sang nakhoda pun terseret ke dalam permainan politik besar yang menentukan nasib Jepang.