Melalui kumpulan cerita pendek ini, Eka Kurniawan tetap setia menggambarkan perjuangan orang-orang terpinggirkan, para buangan, dan mereka yang ‘tak memiliki apa-apa kecuali doa’. Perlawanan yang ditampilkan tidaklah heroik, bukan pemberontakan megah, tapi lebih dalam bentuk tindakan personal, subtil, dan senyap. Selain itu, penulis juga tetap fokus pada kondisi kebudayaan, dengan sesekali melibatkan isu-isu sosial-politik dalam karyanya.