Dalam upaya untuk mengamankan posisinya sebagai penguasa mutlak, Toranaga menggunakan segala kecerdikannya, dengan John Blackthorne dan Mariko sebagai pion dalam strategi besarnya. Kisah cinta antara Blackthorne dan Mariko juga berkembang dalam bayang-bayang bahaya, penuh intrik dan rahasia yang tak bisa disingkap sembarangan.

Seperti seorang ibu tua yang kelelahan, kota Jakarta sering menjadi dermaga bagi mereka yang datang membawa sekoper harapan. Mereka yang siap menantang nasib masing-masing. Namun, kota ini selalu mampu menghancurkan harapan dan menggantinya dengan keputusasaan.

Ada empat sahabat yang bergabung dalam klub film di SMP Shin Yeong Jin. So-ran, yang sering merasa tersisih dan tidak percaya diri; Da-yun, yang disukai orang tapi kesepian; Hae-in, yang mengalami kesulitan setelah keluarganya jatuh miskin; dan Eun-ji, yang pernah mengalami trauma masa kecil. Saat keempat sahabat tersebut berlibur ke Pulau Jeju pada akhir tahun kedua SMP, mereka membuat janji impulsif yang mungkin akan mengubah masa depan mereka.

Ambisi adalah pendorong utama. Kompetisi adalah kekuatan penggerak. Namun, di dalam dunia penuh kekerasan Hunger Games Kesepuluh, seorang pemuda berusia 18 tahun, Coriolanus Snow, bersiap-siap untuk memasuki panggung sebagai seorang mentor. Keluarga Snow, yang dahulu begitu berjaya, kini terpuruk dalam kemiskinan. Nasib mereka bergantung pada kemampuan Coriolanus untuk memikat dan mengalahkan siswa-siswa lain, menjadi mentor bagi peserta yang diharapkan bisa memenangkan Hunger Games.